Kamis, 20 September 2012

KOMPLOTAN PEMBOBOL KACA MOBIL DIBEKUK


* Setelah Beraksi di Aceh Besar dan Banda Aceh
* Pelaku dari Luar Provinsi

BANDA ACEH - Satu komplotan penjahat yang memiliki keahlian menguras uang nasabah bank dengan cara membobol kaca mobil diringkus oleh polisi seusai beroperasi di Jantho (Aceh Besar) dan Kota Banda Aceh, Selasa (18/9) siang. Pelaku berjumlah enam orang menggunakan mobil Avanza BL 1218 YY dihadang di bundaran Lambaro setelah sempat kejar-kejaran dengan polisi.

Informasi yang dihimpun Serambi, sekitar pukul 13.20 WIB, terjadi aksi pembobolan kaca mobil Honda Jazz milik Toke Chek yang waktu itu parkir di belakang Bank Aceh, Kota Jantho, Aceh Besar. Pelaku berhasil menggondol uang Rp 10 juta di dalam mobil tersebut.

Aksi pembobolan kaca mobil Toke Chek terlihat oleh sejumlah warga di sekitarnya. Menurut saksi mata, aksi itu dilakukan oleh seseorang yang menggunakan sepeda motor. Setelah mengambil bungkusan uang dari dalam mobil, pelaku menyerahkan kepada pelaku lainnya yang standby di mobil Avanza yang masih menggunakan pelat putih.

Saksi mata sempat melihat dua sepeda motor bersama mobil Avanza kabur ke luar dari Kota Jantho arah ke Seulimuem. Polisi yang mendapat laporan terjadinya kasus itu secepatnya bergerak memburu pelaku termasuk mencurigai sejumlah mobil sejenis yang ada di Jantho.

Menurut polisi, setelah beraksi di Jantho, komplotan tersebut diyakini terus bergerak ke Kota Banda Aceh. Bahkan ada informasi, anggota komplotan yang menggunakan sepeda motor bergabung dengan rekan-rekannya di dalam mobil dengan meninggalkan sepeda motor di dua lokasi, yaitu Sibreh dan Lambaro.

Sekitar pukul 15.15 WIB terjadi kepanikan di Jalan Diponegoro, Banda Aceh tepatnya di depan sebuah toko fotocopy deretan Sinbun Sibreh. Di lokasi ini, sebuah mobil Avanza BL 703 JT yang sedang parkir milik Hadi Miswar, warga Kampung Ateuk menjadi sasaran pembobolan. Pelakunya dipastikan oleh polisi sama dengan komplotan yang beraksi di Jantho.

Uang di dalam mobil Hadi Miswar yang digondol pelaku berjumlah Rp 85 juta. Uang itu baru dicairkan oleh korban dari Bank Aceh.

Pelaku diduga sudah memantau korban sejak dari bank hingga akhirnya parkir di lokasi kejadian. Setelah memarkirkan mobilnya, Hadi masuk ke dalam salah satu usaha fotocopy. Hanya dalam hitungan menit, tiba-tiba Hadi dan warga di sekitar lokasi mendengar suara pecahan kaca yang bersumber dari mobil korban. Dengan gerakan kilat, pelaku kabur dengan Avanza berpelat putih.

Tak lama berselang, aparat Polresta Banda Aceh langsung bergerak dengan melakukan koordinasi ke seluruh polsek, baik di Banda Aceh maupun Aceh Besar. Dalam waktu bersamaan, aparat Polres Aceh Besar juga memburu target yang sama.

Dari lokasi kejadian, komplotan kabur ke arah Lambaro melewati jalan utama Banda Aceh-Medan. Sesampai di Lambaro diduga berbelok ke arah Lampeuneurut, ruas Jalan Soekarno-Hatta.

“Komplotan pelaku itu pertama kali dilihat oleh Kapolsek Seulimuem yang kebetulan melintas di jalur itu. Kapolsek Seulimuem meneruskan informasi ke sejumlah polsek di jajaran Polresta Banda Aceh, mulai Bandaraya, Baiturrahman serta polsek lainnya,” kata Wakapolresta Banda Aceh, AKBP Drs Sugeng Hadi Sutrisno didampingi Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh Kompol Erlin Tangjaya SH SIK serta Kasat Reskrim Polres Aceh Besar Iptu Aries Diego Kakori.

Menurut Wakapolresta Banda Aceh, sebelum pelaku berhasil diringkus sempat terjadi kejaran-kejaran dengan polisi yang menggunakan mobil dan sejumlah sepeda motor. Dari Lampeuneurut, pelaku berbelok ke arah Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya bahkan sempat melintas di depan Mapolsek Baiturrahman. Pengejaran terus berlangsung yang juga melibatkan Kapolsek Baiturrahman, AKP Abdul Muthalib bersama anggotanya.

Pelaku dan tim yang megejar terus melewati sejumlah ruas jalan utama di kawasan Kota Banda Aceh. Target kembali melewati jalan Banda Aceh-Medan hingga akhirnya dihadang di Bundaran Lambaro oleh polisi yang menggelar razia di sejumlah titik.

Selain meringkus keenam pelaku, Polresta Banda Aceh mengamankan barang bukti uang Rp 85 juta, mobil Avanza yang digunakan pelaku serta dua sepeda motor (Jupiter MX dan Revo).

Wakapolresta Banda Aceh menambahkan, keenam pelaku merupakan warga pendatang dari luar Provinsi Aceh. Bahkan salah satu anggota komplotan telah lebih dulu mensurvei sejumlah kawasan di Aceh mulai dari Takengon, Bireuen, serta beberapa kabupaten lainnya sebelum beraksi.

Hingga tadi malam, komplotan pembobol kaca mobil nasabah bank tersebut masih diamankan di Mapolresta Banda Aceh untuk proses pengusutan lebih lanjut.(mir/nas)

Jimat Keberuntungan yang tak Beruntung
ADA nuansa mistis yang mewarnai kasus kejahatan pencurian uang nasabah bank oleh komplotan pembobol kaca mobil yang terjadi di Banda Aceh dan Aceh Besar, Selasa (18/9). Polisi bukan hanya menyita barang bukti hasil kejahatan tetapi juga menemukan beberapa ikatan uang senilai Rp 51.000 (pecahan Rp 50.000 dan Rp 1.000) yang dijilit dengan buah menyerupai buah pinang yang dibungkus plastik dan sudah disembur dengan warna seperti air sirih.

Barang aneh itu ditemukan polisi di dalam mobil yang ditempatkan terpisah-pisah, termasuk di dalam tas. Awalnya pelaku menyebutkan benda aneh itu adalah obat cacar. Namun setelah polisi menemukan beberapa benda sejenis, akhirnya pelaku mengatakan benda tersebut adalah jimat keberuntungan sebagai penangkal maut.

Seorang anggota komplotan bernama M Zahri (34) asal Jambi mengatakan, sebelum beraksi, dirinya sudah lebih dulu melakukan survei ke sejumlah bank di Aceh. Bahkan dia pula yang menentukan titik-titik aman untuk operasi.

Selain berperan sebagai ‘sutradara’, Zahri juga bertugas sebagai sopir Avanza BL 1218 YY yang mereka gunakan saat beraksi. Teman-temannya baru seminggu di Aceh, sedangkan dirinya sudah lebih duluan. “Saya melakukan ini karena terlilit utang dengan orang kampung sebanyak Rp 80 juta,” ungkap Zahri.

Kini, petualangan Zahri cs di rimba kejahatan berakhir di Banda Aceh. Jimat keberuntungan yang mereka andalkan ternyata tidak beruntung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar