Selasa, 20 November 2012

PEULIMBANG MENCEKAM


Pimpinan dan tokoh-tokoh Desa Jambo Dalam, Kecamatan Peulimbang, Kabupaten Bireuen mendesak pihak keamanan secepatnya menangkap pengikut Tgk Aiyub Syakubat yang diperkirakan lari ke hutan pascabentrok merenggut nyawa di Jambo Dalam, tiga hari lalu.

Laporan terbaru mengungkapkan tentang menyebarnya sms dan telepon bernada ancaman bunuh sehingga sebagian pimpinan dan tokoh-tokoh Jambo Dalam tak berani tidur di rumah.

Ketegangan, trauma, dan suasana mencekam di Kecamatan Peulimbang--khususnya di Desa Jambo Dalam--mencuat dalam forum pertemuan Muspida Bireuen dengan Muspika Peulimbang, seluruh kepala dinas/lembaga, para camat, dan pimpinan desa di Kantor Camat Peulimbang.

Dalam pertemuan itu, pimpinan dan tokoh-tokoh Jambo Dalam menyampaikan berbagai harapan termasuk laporan perkembangan terbaru pascabentrok di desa mereka yang terjadi menjelang tengah malam, Jumat (16/11) hingga Sabtu (17/11) subuh.

Delegasi Jambo Dalam yang hadir dalam pertemuan lengkap itu antara lain Abdullah (tokoh masyarakat), Syarifuddin (Sekdes), dan Fadli Ismail (Keuchik). Juga ikut didengarkan penjelasan, kesaksian, dan pengakuan Ridwan Abdullah, tokoh pemuda Uteun Rungkom (tetangga Desa Jambo Dalam).

Pada forum terbuka itu, Ridwan Abdullah mengungkapkan tentang menyebarnya sms dan telepon bernada ancaman, baik ditujukan kepada pimpinan gampong, tokoh, maupun warga. Pengakuan adanya sms dan telepon bernada ancaman akan dihabisi (dibunuh) juga diakui Abdullah (tokoh masyarakat Jambo Dalam). Menurut Abdullah, ia menerima sms ancaman karena termasuk target yang hendak dibunuh.

Ketakutan akibat ancaman bunuh juga dibenarkan Sekdes Jambo Dalam, Syarifuddin. Menurut Syarifuddin, sejak malam kejadian hingga Senin (19/11), banyak yang tidak berani lagi tidur di rumah. “Keuchik, sekdes, imum gampong, tuha peut, imum masjid, dan Abdullah (tokoh masyarakat) adalah target untuk dihabisi sampai tujuh turunan,” ungkap Syarifuddin di depan forum terbuka itu.

Pimpinan dan tokoh-tokoh desa--khususnya dari Jambo Dalam--mengharapkan aparat keamanan segera mencari dan menangkap pengikut Tgk Aiyub Syakubat agar bisa dilakukan pengusutan lebih lanjut. 

Menurut laporan, setelah kejadian itu, mereka (pengikut Tgk Aiyub) melarikan diri ke hutan dan terlihat ada orang yang mengantar nasi untuk mereka.

“Pertemuan ini dimaksudkan untuk mencari solusi agar permasalahan tidak berkepanjangan dan tidak ada lagi tumpah darah. Langkah awal yang harus dilakukan aparat penegak hukum adalah menangkap mereka, sehingga masyarakat dapat hidup tenang dan tidak dihantui rasa was-was,” ujar tokoh Jambo Dalam, Abdullah.

Pertemuan dihadiri langsung Bupati Bireuen, Kapolres, Dandim 0111/Bireuen, Wakil Ketua DPRK Bireuen, Kajari, Ketua PN, seluruh Kapolsek, pimpinan pesantren, dan ratusan undangan lainnya.

Pertemuan tersebut bertujuan memberikan penjelasan, langkah pencegahan, saling koordinasi, dan penekanan kepada masyarakat agar tidak main hakim sendiri.

Bupati Bireuen, H Ruslan M Daud dalam pertemuan itu meminta semua pihak agar tidak terprovokasi. Bila ada persoalan segera sampaikan ke muspika untuk ditangani.

Bupati meminta seluruh camat segera rapat koordinasi. Dalam waktu dekat ia akan mengeluarkan Peraturan Bupati menyangkut larangan ajaran sesat, sebelum ada qanun lainnya.

Dalam pertemuan di Kantor Camat Peulimbang, Kapolres Bireuen, AKBP Yuri Karsono SIK berjanji akan segera mencari anggota kelompok Tgk Aiyub, sebagaimana diharapkan masyarakat.

Kapolres juga menjelaskan, pihaknya akan terus mengendalikan keadaan dengan melakukan patroli rutin dan razia bersama jajaran TNI. “Selama tujuh hari ke depan, anggota (polisi) tetap berada (siaga) di kawasan Peulimbang. Sedangkan untuk kepentingan pengusutan kasus itu, sebanyak 20 orang sudah dimintai keterangan dan akan terus mengusut sampai tuntas,” tandas Kapolres Bireuen.

Tgk Aiyub Syakubat Dikubur di Saree

JENAZAH Tgk Aiyub Syakubat bersama Tgk Muntasir yang meninggal akibat insiden berdarah di Desa Jambo Dalam, Kecamatan Peulimbang, Kabupaten Bireuen dikebumikan di kawasan Saree, Aceh Besar.

“Desa dan lokasi persisnya kami tidak tahu, tapi berjarak sekitar 100 meter sebelah timur sebelum Pasar Saree, masuk lorong ke arah utara,” kata Sekdes Jambo Dalam, Syarifuddin.

Menurut Syarifuddin, jenazah Tgk Aiyub dan Muntasir dijemput pihak keluarganya di RSUD Bireuen, Sabtu sore, 17 November 2012 dan dibawa ke Saree. “Tgk Aiyub dan Muntasir dikebumikan dalam satu kuburan,” kata Syarifuddin.

Ditanya kenapa jenazah keduanya tidak dibawa pulang ke Jambo Dalam, Syarifuddin mengaku tidak tahu. “Saya tidak tahu kenapa, tapi yang pasti pihak keluarga membawa jenazah mereka ke Saree. Sedangkan istri dan anak-anak Tgk Aiyub, sampai hari ini (Senin) tidak terlihat di Jambo Dalam,” demikian Sekdes Syarifuddin.


MPU Harus Segera Bertindak

INSIDEN berdarah di Peulimbang masih terus mengundang keprihatian berbagai kalangan. Banyak yang meminta agar pihak Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Bireuen dan Aceh perlu segera bersikap, mencegah agar insiden serupa tidak terulang di daerah lain. Salah satunya adalah dengan cara segera memberikan penjelasan terkait hasil penelitian (fatwa) terhadap sebuah kegiatan pengajian yang dicurigai oleh masyarakat.

Pernyataan dan permintaan itu diberikan secara terpisah oleh Ketua Tim Pengacara Muslim (TPM) Aceh Safaruddin SH, dan Ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Kota Banda Aceh, Tgk Mulyadi Nurdin.

“Sejauh ini masyarakat hanya mengetahui kegiatan Tgk Aiyub Syahkubat melalui pemberitaan media. Masyarakat tidak mengetahui secara rinci apa saja ajaran Tgk Aiyub Syahkubat yang tergolong sesat, apakah dalam segi akidah, ibadah, atau muamalah. Seharusnya hal itu dapat dikaji dengan detil oleh MPU dan disosialisasikan kepada masyarakat luas, sebelum kasusnya menjadi besar dan memakan korban,” kata Mulyadi Nurdin.

Kasus Tgk Aiyub Syahkubat, kata Mulyadi, harus dijadikan pelajaran oleh MPU Aceh dalam menyikapi dugaan aliran sesat di daerah lainnya di Aceh. “Karena wewenang mengeluarkan fatwa berada di pundak MPU Provinsi Aceh, dalam hal ini MPU harus bergerak cepat untuk mencapai keputusan fatwa sebelum masalahnya semakin parah dan menyebabkan keresahan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua TPM Aceh Safaruddin SH mengapresiasi kerja jajaran kepolisian dalam menangani kasus ini. Menurutnya, jatuhnya korban jiwa dalam insiden tersebut, tidak semata-mata dibebankan sebagai tanggung jawab polisi. “Kita perlu melakukan investigasi mendalam sebelum menimpakan kesalahan kepada pihak lain,” kata Safaruddin


Komplek rumah Tgk Aiyub di Desa Jambo Dalam, Peulimbang Bireuen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar