Selasa, 20 November 2012

KAPOLDA: KITA PERBAIKI KINERJA


Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh, Irjen Pol Iskandar Hasan menanggapi dengan lembut (soft) tudingan LSM KontraS Aceh yang menyatakan polisi di Bireuen lalai dan gagal melakukan pencegahan, sehingga tindak anarkis saling balas terjadi dalam tragedi Peulimbang yang menyebabkan tiga orang tewas dan belasan terluka.

Merespons tudingan KontraS sebagaimana dimuat Serambi kemarin, Kapolda Iskandar Hasan menyatakan, tidak perlulah mencari siapa yang salah dalam kasus ini. “Kalau disalahkan, tentu ada pihak yang bersalah. Namun, kita berkomitmen untuk memperbaiki kinerja polisi di Aceh menjadi lebih baik,” ujarnya menjawab Serambi seusai acara temu ramah di Blangpidie dengan unsur pimpinan daerah Kabupaten Aceh Barat Daya di meuligoe bupati setempat.

Kapolda juga berjanji akan mengusut tuntas tragedi penyerangan dan pembantaian di Peulimbang Bireuen itu. Sebagai langkah awal, Kapolda telah memerintahkan Kapolres Bireuen mengusut kasus ini.

“Saya sudah perintahkan Kapolres Bireuen mengusut hingga tuntas, termasuk menangkap siapa saja yang terlibat,” kata Kapolda Iskandar Hasan.

Seharian kemarin, Kapolda berada di Nagan Raya lalu melanjutkan perjalanan dinas ke Aceh Barat Daya untuk bersilaturahmi dan berdialog dengan muspida dan masyarakat di kedua kabupaten itu.

Amuk massa di Peulimbang, Bireuen itu, menurut Kapolda, sudah termasuk kategori anarkis. Terjadinya peristiwa sedahsyat itu akibat adanya provokator yang menyebabkan terjadi amuk massa yang melibatkan sekitar 1.500 orang, sehingga tiga nyawa melayang.

Diakuinya, hingga hari ketiga insiden itu terjadi, pihak kepolisian belum menemukan satu tersangka pun, sebab masih dalam tahap investigasi. Untuk itu, pengusutan terus diintensifkan di bawah komando Kapolres Bireuen, mengingat Peulimbang termasuk dalam wilayah hukum Kabupaten Bireuen.

“Investigasi kasus ini kita intensifkan dengan harapan bisa segera terungkap siapa pelakunya. Saya berjanji akan menindak tegas siapa pun yang terlibat atau pihak yang menunggangi sehingga terjadinya peristiwa ini,” ucap Kapolda.

Kapolda menambahkan bahwa pihaknya berencana segera menggelar pertemuan dengan unsur Muspida Aceh dan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) di Mapolda Aceh guna membahas upaya penanganan dan pencegahan agar kasus seperti yang terjadi di Peulimbang itu tidak terulang lagi di wilayah Aceh lainnya. “Minggu depan rapatnya digelar. Saya sudah perintahkan Dir Intel dan Dir Binmas untuk menyiapkan rapat tersebut,” ungkap Irjen Iskandar Hasan.   

Persoalan ini, kata Kapolda, harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. “Upaya penanganannya harus secara persuasif dan preventif, tidak mestilah represif. Kita berharap insiden ini menjadi yang terakhir di Aceh, tidak terjadi lagi di tempat yang lain,” ungkap Kapolda.

Di sisi lain, Kapolda mengaku sesuai dengan data yang diinventarisir pada tahun 2011, terdapat 17 kelompok aliran sesat di Aceh yang kini sedang mendapat perhatian dan pembinaan MPU Aceh. Kapolda juga memuji tindakan Muspida Aceh Barat yang berhasil meredam dan menangani kasus aliran sesat Laduni beberapa waktu lalu, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa. Malah pengikut ajaran sesat itu berhasil disyahadatkan kembali. Kapolda menilai cara itu sebagai solusi yang jitu, damai, dan persuasif.

Penilaian kritis KontraS terhadap kinerja aparat Polres Bireuen dalam penanganan insiden berdarah di Peulimbang, justru dijadikan masukan dan bahan evaluasi oleh Kapolres Bireuen, AKBP Yuri Karsono SIK, untuk bisa lebih baik lagi di masa depan.

“Terima kasih atas penilaian KontraS. Akan kami jadikan bahan evaluasi untuk lebih baik lagi ke depan dan akan kami lakukan pembenahan di mana yang kurang dan itu adalah konsekuensi pekerjaan,” kata Kapolres, usai melakukan rapat Muspida Plus di Peulimbang.

Malam itu, katanya, sejumlah anggota sudah ke lokasi, tiba-tiba lampu gelap dan terjadi pembacokan yang dimulai oleh kelompok Tgk Aiyub. Anggota polisi terus merangsek ke tengah hendak mengamankan lokasi dan melepaskan tembakan peringatan ke udara agar terkendali.

Namun, suasana semakin kacau, bahkan ada beberapa anggota polisi nyaris dibacok malam itu oleh kelompok Tgk Aiyub. Pasukan berbentuk huruf L berada di tengah-tengah, tapi tidak jelas siapa yang membacok, karena keadaan semakin kacau.

Korban bacokan segera dievakuasi, kendaraan patroli ikut mengevakusi korban ke puskesmas. Setelah itu, 130 personel pasukan dari polres bersama TNI masuk ke lokasi, lagi-lagi kacau, karena massa semakin mengamuk serta menganiaya Tgk Aiyub dan pengikutnya.

“Massa semakin marah dan terjadilah aksi berikutnya, sehingga keadaan semakin kacau,” katanya. Dandim 0111/Bireuen, Letkol Kav Asep Solihin menambahkan, saat keadaan di halaman rumah Tgk Aiyub mendadak gelap gulita, pasukan memang sudah berada di lokasi. Tapi pasukannya tak bisa bertindak gegabah dan terus berusaha meredam emosi massa, namun keadaan semakin kacau. Keadaan baru bisa dikendalikan sekitar pukul 04.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar