Rabu, 05 September 2012

KASUS PEMUKULAN KADES OLEH OKNUM BRIMOB MENGARAH DAMAI




Kasus pemukulan Kepala Desa (Kades) Penanggalan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Abdul Haris Muda Bancin (45) oleh dua oknum Brimob dari Satuan Brimob Subden I Detasemen C Pelopor Kompi Trumon, Aceh Selatan, Selasa (4/9) malam, kini sedang mengarah ke penyelesaian secara damai. 

Indikasi ke arah damai itu menguat setelah Komandan Kompi (Danki) Brimob setempat, Kompol Asnawi datang bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Subulussalam, Damhuri, ke rumah tempat korban sedang dirawat, Selasa (4/9) malam. Saat itu Kompol Asnawi meminta damai.

Siti Ansari Bancin, adik Kades Abdul Haris yang ditanyai Serambi, Rabu (5/9) membenarkan kedatangan Danki Brimob ke rumah mereka untuk minta berdamai. Namun, kata Siti Ansari, pihaknya tidak dapat langsung menerima tawaran damai pada malam itu, karena ada warga lain yang juga menjadi korban pukulan oknum Brimob.

Abdul Haris Bancin sendiri menyatakan pada prinsipnya dia bersedia berdamai, tapi dengan sejumlah syarat. Di antaranya, kasus serupa jangan sampai terulang lagi di kemudian hari.

“Kalau damai kita bersedia, tapi untuk seterusnyalah. Jangan hanya di atas kertas, lalu belakangan muncul lagi kasus serupa. Ini bukan hanya permintaan kami sekeluarga, tapi semua masyarakat Subulussalam berharap demikian,” imbuh Siti Ansari Bancin yang juga Wakil Ketua DPRK Subulussalam.

Kades Haris tampak masih lemah. Luka lebam dan memar di wajah dan sebagian tubuhnya masih terlihat jelas. Pergelangan tangan kirinya pun bengkak, karena menahan kayu yang dipukulkan pelaku ke arahnya. Sementara, dari telinga kanan korban keluar darah segar.

Kenyataan itu membuat keluarga mengkhawatirkan kondisi korban yang sesungguhnya. Bisa saja bagian dalam tubuhnya cedera (trauma) akibat pemukulan tersebut.

Sementara itu, kondisi dua warga lainnya,  Tumirin (58) dan Radisno (33), karyawan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kasman Lizar yang juga dipukul oknum Brimob, kini mulai membaik, sehingga saat mediasi dilakukan Danki Brimob, keduanya dapat hadir.

Adapun korban dari pihak Brimob berinisial HS dilaporkan juga mengalami luka serius, terutama pada bagian kepala dan tangan. Akibatnya, oknum Brimob tersebut kini dirujuk ke Rumah Sakit Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

Rencana perdamaian antara korban dengan Brimob yang dimediasi Muspika Penanggalan, Kota Subulussalam, berlangsung Rabu (5/9) malam di Aula Kantor Camat Penanggalan.

Upaya mediasi itu dihadiri Camat Penanggalan Hotma Capah, Kapolsek Penanggalan AKP Eko Yustrianto, korban pemukulan, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan dua anggota DPRK asal Penanggalan, masing-masing Karlinus dan Syarifuddin Padang.

Dalam rintisan perdamaian itu, masyarakat antara lain menuntut adanya peusijuek (tepung tawar) terhadap tiga korban, permohonan maaf, kicik-kicik (ritual warga setempat secara turun-temurun untuk mengembalikan semangat korban), mengganti rugi barang-barang korban yang rusak seperti handphone dan kalung, membayar biaya pengobatan bagi korban, serta menyelenggarakan kenduri (hara-hara). Kenduri tersebut melibatkan masyarakat sekampung untuk memberi tahu bahwa perkara itu telah tuntas karena diselesaikan secara damai.

Camat Penanggalan Hotma Capah yang ditanyai Serambi mengatakan, mediasi perdamaian itu mereka tempuh karena adanya permintaan dari pihak Brimob kepada keluarga korban. Dari pihak korban pun, menurut Camat Hotma, bersedia damai.

Adapun tuntutan warga yang dirumuskan dalam rapat tersebut telah dituangkan dalam sebuah draf untuk dikonsultasikan kepada Pemko Subulussalam. Selanjutnya, draf tersebut akan dikirim ke pihak Brimob. (kh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar