* Setelah
Beraksi di Aceh Besar dan Banda Aceh
* Pelaku dari
Luar Provinsi
BANDA ACEH -
Satu komplotan penjahat yang memiliki keahlian menguras uang nasabah bank
dengan cara membobol kaca mobil diringkus oleh polisi seusai beroperasi di
Jantho (Aceh Besar) dan Kota Banda Aceh, Selasa (18/9) siang. Pelaku berjumlah
enam orang menggunakan mobil Avanza BL 1218 YY dihadang di bundaran Lambaro
setelah sempat kejar-kejaran dengan polisi.
Informasi yang
dihimpun Serambi, sekitar pukul 13.20 WIB, terjadi aksi pembobolan kaca mobil
Honda Jazz milik Toke Chek yang waktu itu parkir di belakang Bank Aceh, Kota
Jantho, Aceh Besar. Pelaku berhasil menggondol uang Rp 10 juta di dalam mobil
tersebut.
Aksi pembobolan
kaca mobil Toke Chek terlihat oleh sejumlah warga di sekitarnya. Menurut saksi
mata, aksi itu dilakukan oleh seseorang yang menggunakan sepeda motor. Setelah
mengambil bungkusan uang dari dalam mobil, pelaku menyerahkan kepada pelaku
lainnya yang standby di mobil Avanza yang masih menggunakan pelat putih.
Saksi mata
sempat melihat dua sepeda motor bersama mobil Avanza kabur ke luar dari Kota
Jantho arah ke Seulimuem. Polisi yang mendapat laporan terjadinya kasus itu
secepatnya bergerak memburu pelaku termasuk mencurigai sejumlah mobil sejenis
yang ada di Jantho.
Menurut polisi,
setelah beraksi di Jantho, komplotan tersebut diyakini terus bergerak ke Kota
Banda Aceh. Bahkan ada informasi, anggota komplotan yang menggunakan sepeda
motor bergabung dengan rekan-rekannya di dalam mobil dengan meninggalkan sepeda
motor di dua lokasi, yaitu Sibreh dan Lambaro.
Sekitar pukul
15.15 WIB terjadi kepanikan di Jalan Diponegoro, Banda Aceh tepatnya di depan
sebuah toko fotocopy deretan Sinbun Sibreh. Di lokasi ini, sebuah mobil Avanza
BL 703 JT yang sedang parkir milik Hadi Miswar, warga Kampung Ateuk menjadi
sasaran pembobolan. Pelakunya dipastikan oleh polisi sama dengan komplotan yang
beraksi di Jantho.
Uang di dalam
mobil Hadi Miswar yang digondol pelaku berjumlah Rp 85 juta. Uang itu baru
dicairkan oleh korban dari Bank Aceh.
Pelaku diduga
sudah memantau korban sejak dari bank hingga akhirnya parkir di lokasi
kejadian. Setelah memarkirkan mobilnya, Hadi masuk ke dalam salah satu usaha
fotocopy. Hanya dalam hitungan menit, tiba-tiba Hadi dan warga di sekitar
lokasi mendengar suara pecahan kaca yang bersumber dari mobil korban. Dengan
gerakan kilat, pelaku kabur dengan Avanza berpelat putih.
Tak lama
berselang, aparat Polresta Banda Aceh langsung bergerak dengan melakukan
koordinasi ke seluruh polsek, baik di Banda Aceh maupun Aceh Besar. Dalam waktu
bersamaan, aparat Polres Aceh Besar juga memburu target yang sama.
Dari lokasi
kejadian, komplotan kabur ke arah Lambaro melewati jalan utama Banda
Aceh-Medan. Sesampai di Lambaro diduga berbelok ke arah Lampeuneurut, ruas
Jalan Soekarno-Hatta.
“Komplotan
pelaku itu pertama kali dilihat oleh Kapolsek Seulimuem yang kebetulan melintas
di jalur itu. Kapolsek Seulimuem meneruskan informasi ke sejumlah polsek di
jajaran Polresta Banda Aceh, mulai Bandaraya, Baiturrahman serta polsek lainnya,”
kata Wakapolresta Banda Aceh, AKBP Drs Sugeng Hadi Sutrisno didampingi Kasat
Reskrim Polresta Banda Aceh Kompol Erlin Tangjaya SH SIK serta Kasat Reskrim
Polres Aceh Besar Iptu Aries Diego Kakori.
Menurut
Wakapolresta Banda Aceh, sebelum pelaku berhasil diringkus sempat terjadi
kejaran-kejaran dengan polisi yang menggunakan mobil dan sejumlah sepeda motor.
Dari Lampeuneurut, pelaku berbelok ke arah Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya
bahkan sempat melintas di depan Mapolsek Baiturrahman. Pengejaran terus
berlangsung yang juga melibatkan Kapolsek Baiturrahman, AKP Abdul Muthalib
bersama anggotanya.
Pelaku dan tim
yang megejar terus melewati sejumlah ruas jalan utama di kawasan Kota Banda
Aceh. Target kembali melewati jalan Banda Aceh-Medan hingga akhirnya dihadang
di Bundaran Lambaro oleh polisi yang menggelar razia di sejumlah titik.
Selain meringkus
keenam pelaku, Polresta Banda Aceh mengamankan barang bukti uang Rp 85 juta,
mobil Avanza yang digunakan pelaku serta dua sepeda motor (Jupiter MX dan Revo).
Wakapolresta
Banda Aceh menambahkan, keenam pelaku merupakan warga pendatang dari luar
Provinsi Aceh. Bahkan salah satu anggota komplotan telah lebih dulu mensurvei
sejumlah kawasan di Aceh mulai dari Takengon, Bireuen, serta beberapa kabupaten
lainnya sebelum beraksi.
Hingga tadi
malam, komplotan pembobol kaca mobil nasabah bank tersebut masih diamankan di
Mapolresta Banda Aceh untuk proses pengusutan lebih lanjut.(mir/nas)
Jimat
Keberuntungan yang tak Beruntung
ADA nuansa
mistis yang mewarnai kasus kejahatan pencurian uang nasabah bank oleh komplotan
pembobol kaca mobil yang terjadi di Banda Aceh dan Aceh Besar, Selasa (18/9).
Polisi bukan hanya menyita barang bukti hasil kejahatan tetapi juga menemukan
beberapa ikatan uang senilai Rp 51.000 (pecahan Rp 50.000 dan Rp 1.000) yang
dijilit dengan buah menyerupai buah pinang yang dibungkus plastik dan sudah
disembur dengan warna seperti air sirih.
Barang aneh itu
ditemukan polisi di dalam mobil yang ditempatkan terpisah-pisah, termasuk di
dalam tas. Awalnya pelaku menyebutkan benda aneh itu adalah obat cacar. Namun
setelah polisi menemukan beberapa benda sejenis, akhirnya pelaku mengatakan
benda tersebut adalah jimat keberuntungan sebagai penangkal maut.
Seorang anggota
komplotan bernama M Zahri (34) asal Jambi mengatakan, sebelum beraksi, dirinya
sudah lebih dulu melakukan survei ke sejumlah bank di Aceh. Bahkan dia pula
yang menentukan titik-titik aman untuk operasi.
Selain berperan
sebagai ‘sutradara’, Zahri juga bertugas sebagai sopir Avanza BL 1218 YY yang
mereka gunakan saat beraksi. Teman-temannya baru seminggu di Aceh, sedangkan
dirinya sudah lebih duluan. “Saya melakukan ini karena terlilit utang dengan
orang kampung sebanyak Rp 80 juta,” ungkap Zahri.
Kini,
petualangan Zahri cs di rimba kejahatan berakhir di Banda Aceh. Jimat
keberuntungan yang mereka andalkan ternyata tidak beruntung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar