Beberapa
bulan yang lalu Polisi dipecat karena sudah tak dapat dibina akibat memakai
narkoba dan sejenisnya. Lalu ada 1600 polisi lainnya juga terlibat narkoba tapi
masih bisa dibina.
Lalu
Rahmat teman saya itu menyatakan salut juga kepada kepala polisi atas sikapnya
yang berani mengumumkan secara terbuka kepada publik tentang anak buahnya.
Pejabat
seperti ini yang kita cari, dan salut dengan sikap kepala polisi yang berani
dan terbuka mengungkapkan ketidakberesan anak buahnya itu. Ini harus kita
hargai!
OK.
Kita hargai sikap terbuka itu. Tapi 1600 orang bukan kecil jumlahnya, hampir
satu kampung. Bisa kita lakukan pilkada untuk pilih pemimpin orang-orang flai.
Ya,
itu akan dilakukan pembinaan kalau
ternyata tak bisa, ada harapan bakal dipecat seperti rekannya itu. Kita harap
sekarang ada instansi lain yang berani seperti pihak kepolisian. Tak perlu
malu, banyak pegawai atau dari instansi lain yang anak buahnya kemungkinan
terlibat dalam narkoba. Cuma sok alim
tak berani terbuka seperti kepala polisi kita, katanya
lagi.
Saya
hanya senyum saja dengan pernyataan kawan ini. Tapi kemudian dia agak
berkomentar miring.
Ya,
biasanya polisi yang tangkap bandar narkoba atau sejenisnya berikut barang
sitaannya. Lalu barang sitaan itu diambil sedikit, dicoba, enak, ambil sedikit
lagi, lama-lama keenakan. Besok ada lagi orang yang bawa shabu atau ganja
ketangkap. Coba lagi.
Itu
prasangka kamu saja. Tapi bisa juga benar seperti dugaanmu. Bisa juga salah.
Dia
diam sebentar. Beberapa waktu lalu ada berita anak es-em-a dites urine,
ternyata di satu sekolah saja ada 20 orang pernah memakai narkoba atau
jenisnya. Baru satu sekolah. Apa berapa puluh sekolah es em a di daerah kita.
Jadi
narkoba di daerah kita sudah masuk kategori ancaman publik. Jadi polisi harus
bertindak cepat mengatasinya.
Saya
katakan polisi masih banyak yang siap menjalankan tugasnya dengan baik benar. Jangan
karena beberapa oknum saja disamakan dengan yang lain. Kita harus tetap menghormati dan mendukung polisi untuk
mengawasi peredaran narkoba dan menangkapnya.
Kalau
ada teman wartawan kena narkoba dan flai, kurasa kamu tak berani seperti kepala
polisi yang mengatakan apa adanya. Apa kalian berani tulis jika ada wartawan
terlibat narkoba?
Kenapa
takut? Ada wartawan yang ketangkap?
Belum,
tunggu saja gilirannya. Atau perlu kita lakukan tes urine?
Susah,
wartawan banyak yang kleut (liar). Kita bilang ada tes urine, cepat-cepat buka
selop, pasang kuda-kuda tancap gas langkah seribu. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar